Pada zaman kerajaan ada seorang pangeran dari Lumajang, bernama Raden Dono Wongso yang pertama kali bubak/ membuka Desa Besani menyamar sebagai Kyai Gendong. Kalau Gendong berasal dari kata Gen-gen dan dong dong, waktu membuka hutan pertama kali ada pohon aren melintang. Pohon aren tersebut berlubang dan dipukul berbunyi gen-gen dong-dong, disebut Gendong. Kata Besani berasal dari Besan ( bahasa jawa : Bebe'san ) yaitu antara Kyai Gendong dengan Kyai Argotawis ( nama samaran dari Raden Wirataruna ) yang berasal dari Gunung Tawang. Maka tanah tersebut oleh Kyai Argotawis disebut tanah Besan/Besani hingga sekarang tanah tersebut diberi nama Dusun Besani.
Raden Bagus Taruna Gendong putra dari Raden Dono Wongso menjalin asmara dengan seorang putri, karena kekaguman terhadap kecantikannya maka beliau menyebut " Kamu Yang Cantik " ( bahasa jawa : Sira Kang Ayu ), kebetulan kata tersebut oleh warga terdengar " Serayu ". Sehingga sampai saat ini, konon di Dusun Serayu terkenal kecantikan wanita/gadisnya.
Raden Bagus Rowoijo adalah anak kedua dari Kyai Gendong dirasa sudah dewasa dan mandiri untuk berpisah dengan orang tuanya, maka beliau diberi lahan oleh ayahnya. Maka Kyai Gendong berkata " Kamu Yang Memiliki " ( bahasa jawa : Sira Kang Andil ). Maka sebagai sebutan ( bahasa jawa : Tetenger ) lahan tersebut dinamakan Serandil ( dari kata bahasa jawa : Sira Kang Andil ), hingga sekarang tanah tersebut diberi nama Serandil.
Raden Bagus Rowoijo mempunyai seorang anak namanya Pembayun. Pembayun diberikan tanah oleh ayahnya berupa tanah Puntuk serta berlempung ( bahasa jawa : Nglempung ), namun setelah tinggal di lahan tersebut warga selalu diderita berbagai macam penyakit. Maka seluruh warga pindah ke tanah yang dirasa akan memberikan masa depan yang lebih baik maka dilahan tersebut oleh warga memberi nama Candi Mulya (artinya: Rumah yang Nyaman) warga bebas dari berbagai macam penyakit.
Putra dari Raden Rowoijo yang kedua diberikan tanah untuk ditempati namun lahan tersebut tanahnya mudah retak/ longsor (bahasa jawa: Sempal) disebabkan air sungai yang mengalir mengikis/ menabrak (Bahasa Jawa: Nyempor) bukit tersebut, sehingga warga memberikan nama bukit tersebut Sempor. Maka hingga saat ini warga di Dusun Sempor harus selalu waspada/ hati-hati karena tanahnya mudah retak/ longsor. Sehingga warga di Dusun mempunyai kepercayaan Merdi Dusun setiap satu tahun sekali yaitu pada bulan Sura dengan kesenian Tayub dengan keyakinan akan diberikan keselamatan oleh Allah SWT.
Demikian legenda dari Desa Besani sehingga diketahui masing-masing dusun ternyata masih dalam satu keluarga sejarah ini ditulis berdasarkan cerita secara turun-temurun.